Bagaimana Kedudukan Guru dalam Islam? Ini Penjelasannya!

SMAN 1 Pemenang - Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi tiap muslim. Dalam menimba ilmu juga sepatutnya seseorang memiliki guru atau pendidik yang dapat terus membimbing dan mengingatkannya. Lantas bagaimana kedudukan guru dalam Islam?
Guru adalah orang yang mendidik atau bisa disebut dengan pendidik. Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam oleh Sudarto, pendidik secara fungsional yaitu orang yang melakukan kegiatan untuk memberikan pengetahuan, pendidikan, keterampilan, pengalaman, serta ilmu kepada seseorang.
Pendidik bisa siapa saja dan di mana saja. Apabila di rumah, orang yang melaksanakan pendidikan biasanya adalah orang tua, lantaran mereka lah yang bertanggung jawab atas anak-anaknya. Jika di sekolah, terdapat guru atau tenaga pengajar. Dan di lingkungan masyarakat, ada organisasi pendidikan lain.
Adapun dalam Islam, pendidik mempunyai beberapa sebutan, seperti mu'allim, mudarris, ustadz, mursyid, murabbi, serta mu'addib. Semuanya memiliki kesamaan yakni dalam memberikan pengetahuan, keterampilan dan ilmu pada orang lain.
Kedudukan Guru dalam Islam
Islam begitu menghormati seorang pendidik. Bahkan memberi penghargaan dan posisi tinggi, bisa dikatakan bahwa kedudukan guru berada di bawah para nabi dan rasul, seperti yang dikutip dari buku Filsafat Pendidikan Islam.
Mengapa demikian? Lantaran guru selalu terikat dengan pengetahuan, di mana dia yang mentransfer ilmu itu, dan umat Islam sangat memuliakan pengetahuan. Dengan begitu otomatis derajat seorang pendidik itu begitu luhur.
Diketahui pula bila kualitas sebuah negara dilihat dari sumber daya manusianya. Adapun yang membimbing dan mengarahkan masyarakat di suatu bangsa adalah tenaga pengajar atau guru.
Saking mulianya kedudukan guru dalam Islam, banyak ayat Al-Qur'an dan hadits yang menjelaskan tentang keutamaan seorang pendidik. Sebagai berikut:
Surat Fathir ayat 28
اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ غَفُوْرٌ
Arab Latin: innamā yakhsyallāha min 'ibādihil-'ulamā`, innallāha 'azīzun gafụr
Artinya: Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama (orang berilmu). Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
Surat Al-Mujadalah ayat 11
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
Arab Latin: yarfa'illāhullażīna āmanụ mingkum wallażīna ụtul-'ilma darajāt,
Artinya: Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Surat Az-Zumar ayat 9
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Arab Latin: qul hal yastawillażīna ya'lamụna wallażīna lā ya'lamụn, innamā yatażakkaru ulul-albāb
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), "Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?" Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran.
Hadits Riwayat dari Abu Hurairah
مَنْ دَعَا إلى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثلُ أُجُور مِنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذلكَ مِن أُجُورِهِم شَيْئاً
Artinya: 'Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang mengajak kepada petunjuk (yakni kebenaran), maka baginya adalah pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikit pun dari pahala mereka itu." (HR Muslim)
Hadits Riwayat dari Abu Hurairah
إِذا مَاتَ ابْنُ آدَمِ انْقَطَع عَمِلُهُ إلا مِنْ ثَلاثٍ: صَدقَةٍ جارية ، أوْ عِلمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صالح يَدْعُو لَهُ
Artinya: "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, melainkan tiga macam; sedekah jariyah, ilmu yang dapat diambil manfaatnya, dan anak sholeh yang senantiasa mendoakan untuknya." (HR Muslim)
Hadits Riwayat dari Abu Umamah
فضْلُ العالم على الْعابِدِ كَفَضْلي على أَدْنَاكُمْ , ثُمَّ قال: رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : إِنَّ الله وملائِكَتَهُ وأَهْلَ السَّمواتِ والأرضِ حتَّى النَّمْلَةَ : في جُحْرِهَا وحتى الحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلى مُعلِّمِي النَّاسِ الخير
Artinya: "Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat ialah seperti keutamaanku atas orang yang terendah di antara engkau semua." "Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga para penghuni langit dan bumi, sampaipun semut yang ada di dalam liangnya, bahkan sampaipun ikan pun, niscayalah semua itu menyampaikan kerahmatan kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada para manusia." (HR Tirmidzi)
Demikian penjelasan mengenai kedudukan guru menurut pandangan Islam. Semoga kita senantiasa menghormati guru-guru kita ya detikers
Sumber : Detik.com
Share This Post To :
Kembali ke Atas
Artikel Lainnya :
- Dharma Wanita Persatuan (DWP)
- 13 Keterampilan yang Harus Dikuasai Guru Tahun 2025
- Kurikulum Merdeka Belajar: Apa dan Bagaimana Penerapannya?
Kembali ke Atas